ANALISIS PEKERJAAN
TUGAS SOFTSKILL
NAMA : nico adhitia s
NPM :
25215044
KELAS : 4EB10
DOSEN : BUDI PRIJANTO

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2018
ANALISIS PEKERJAAN
ANALISIS
PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan analisis
pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau
mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor.
Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan
suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban-kewajiban
pekerja dan bisa juga mencakup standart kualifikasi, yang merinci pendidikan
dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban dari kedudukannya secara memuaskan.
ARTI PENTING ANALISIS JABATAN
Analisis pekerjaan adalah studi
sistematis mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan,
serta pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan adalah titik awal untuk hampir semua
fungsi personalia dan analisis ini sangat penting untuk mengembangkan cara
penilaian personalia (Wheaton & Whetzel, 1997).
Analisis pekerjaan dilakukan oleh
individu yang sungguh memahami orang-orang, pekerjaan dan keseluruhan sistem
organisasi. Dalam realitanya analisis pekerjaan dilaksanakan oleh pakar job
analysis, Job Analyser dari luar, supervisor, dan manager. Orang yang
menganalisis pekerjaan harus terlatih dalam metode penelitian dasar selain itu
juga harus ahli dalam teknik pengukuran objektif agar dapat menghasilkan
analisis yang akurat.
Dalam proses analisis pekerjaan
terdapat tiga tahapan penting yaitu :
1.
mengumpulkan informasi,
2.
menganalisis dan mengelola informasi
jabatan, dan
3.
menyusun informasi jabatan dalam suatu
format yang baku.
Analisis pekerjaan yang dilakukan
dengan baik akan menghasilkan uraian jabatan yang baik pula, dan kemudian dapat
dijadikan bahan baku yang baik untuk proses pengelolaan SDM yang lain (evaluasi
jabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen kinerja, penyusunan kompetensi,
pelatihan).
Analisis pekerjaan adalah suatu
proses, sedangkan produknya adalah deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan
evaluasi jabatan. Analisis pekerjaan
pada intinya terdiri dari rangkaian sejumlah informasi yang digali
melalui pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pertanyaan dalam analisis pekerjaan itu
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
What : menanyakan tentang apa yang
dikerjakan pada jabatan tersebut atau tugas-tugas apa sajakah yang terdapat
pada jabatan tersebut.
2.
How : terkait dengan informasi tentang
bagaimana mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas dalam jabatan tersebut atau
terkait dengan cara/ prosedur pelaksanaan tugas.
3.
Why : menyangkut penggalian informasi tentang
mengapa tugas-tugas dalam jabatan tersebut dilakukan atau untuk tujuan apa
tugas-tugas tersebut dikerjakan.
4.
Skill involved : kecakapan/ kepandaian/
ketrampilan apakah yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan/ tugas-tugas
tersebut.
Begitu pentingnya analisis jabatan
ini sehingga mengharuskan organisasi untuk tetap melakukan uraian terhadap
jabatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar. Terdapat enam alasan
penting mengapa analisa jabatan sangat diperlukan dalam sebuah organisasi :
1. Organisasi
baru dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya dengan alasan
mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru muncul atau
dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan organisasi
lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka penting
sekali untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang
akan dilakukannya.
2. Pembentukan
suatu pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya jenis pekerjaan yang
baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sebelumnya. Bila
organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan jenis pekerjaan yang baru, maka
uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3. Karyawan
tidak paham terhadap pekerjaannya. Ada sebagian karyawan, terutama yang baru
diterima tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti. Walaupun dalam iklan
lowongan pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis pekerjaan apa yang
dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan pandangan terhadap
jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4. Tumpang tindih dan konflik. Antara
karyawan yang satu dengan yang lainnya seringkali melakukan pekerjaan yang sama
meskipun mereka berada dalam bidang berbeda. Kondisi ini dapat mengakibatkan
salah paham atau konflik terutama dalam hal pertanggungjawaban atas pekerjaan.
Hal ini tentu disebakan oleh belum jelasnya pekerjaan masing-masing karyawan.
5. Arus kerja tidak lancar. Dalam arus
kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan dengan pekerjaan yang lainnya.
Apabila satu pekerjaan belum memahami keana pekerjaan itu diteruskan maka
kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya proses pada pekerjaan yang lain.
6. Sistem penggajian tidak konsisten.
Uraian jabatan akan memberikan batasan-batasan terhadap pekerjaaan yang akan
dilakukan. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dilakukan tentu akan semakin
besar kompensasi (gaji) yang diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis pekerjaan
yang dilakukann akan menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal pemberian
imbalan gaji.
TUJUAN
ANALISIS PEKERJAAN
Analisis pekerjaan dipakai untuk
berbagai tujuan, baik sektor publik maupun sektor swasta. Berikut ini tujuan
dari analisis pekerjaan :
Terdapat 12 macam tujuan diadakannya analisis
pekerjaan, diantaranya adalah:
a.
Job description
Yang berisi informasi pengeidentifikasian
pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan
pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar-
standar pekerjaan.
b.
Job classification
Penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam
klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika
tertentu. Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis
kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan
tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
c.
Job evaluation
Suatu prosedur pengklasifikasian
pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam
pasar tenaga kerja luar yang terkait.
d.
Job design restructuring
Meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi dan
merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
e.
Personnel requirement/specifications
Berupa penyusunan persyaratan-persyaratan
atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti
pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills), ketangkasan(aptitudes),
sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi keberhasilan
pelaksanaan suatu pekerjaan.
f.
Performance appraisal
Tujuan penting daripada penilaian
performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja
melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian
sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi informasi
kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang
berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
g.
Worker training
Untuk tujuan-tujuan pelatihan.
h.
Worker mobility
Untuk tujuan mobilitas pekerja(karir),
yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi,
pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
i.
Efficiency
Ini mencakup penggabungan proses kerja
yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya
dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk
prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
j.
Safety
Sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya
lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang
tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
k.
Human resource planning
Ini meliputi kegiatan-kegiatan
antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi
tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat
yang tepat, waktu yang tepat, dll.
l.
Legal requirements
Aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
LANGKAH-LANGKAH
UTAMA DALAM ANALISIS PEKERJAAN
Proses dalam menganalisis pekerjaan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan penggunaan hasil
informasi analisis pekerjaanartinya penganalisis harus mengetahui secara jelas
apa kegunaan hasil informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan
digunakan untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik
pengumpulan datanya. Informasi hasi{ analisis pekerjaan dipergunakan untuk
menetapkan job description, job specification, dan job evaluation dalam
pengadaan pegawai.
Mengumpulkan informasi tentang
latar belakang artinya penganalisis harus mengumpulkan dan mengkualifikasikan
data, meninjau informasi latar belakang seperti bagan organisasi, bagan proses,
dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode penelitian
deskriptif analisis, survei, sensus, dan sample, sedangkan teknik pengumpulan data
dapat dengan cara wawancara, observasi, kuesioner, dan angket. Data yang
terkumpul dikualifikasikan, dianalisis, dan diaplikasikan kepada masa depan.
1. Menyeleksi
muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
Menyeleksi muwakal jabatan yang
akan dianalis artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan untuk
dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak
pekerjaan yang akan dianalisis.
2. Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis mengadakan analisis pekerjaan
secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku
karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan
melaksanakan pekerjaan.
3. Meninjau
informasi dengan pihak pihak yang berkepentingan artinya analisis pekerjaan
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi hendaknya
diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan itu serta atasan
langsung karyawan bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi itu akan
membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya secara faktual serta
dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan. Langkah
peninjauan in] juga akan dapat membantu perolehan penerimaan seseorang atas
data analisis pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi
orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang aktivitas yang
dilaksanakannya.
4. Menyusun
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis pekerjaan
kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.
5. Meramalkan
dan memperhitungkan perkembangan perusahaan, artinya penganalisis harus juga
memperhitungkan/meramalkan perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi
pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan pengayaan pekerjaan, perluasan
pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini perlu guna
memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa kini dan masa depan supaya mereka
dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun ada pemakaian teknologi canggih dan
reorganisasi perusahaan.
Proses dalam menganalisis pekerjaan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan penggunaan hasil
informasi analisis pekerjaanartinya penganalisis harus mengetahui secara jelas
apa kegunaan hasil informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan
digunakan untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik
pengumpulan datanya. Informasi hasi{ analisis pekerjaan dipergunakan untuk
menetapkan job description, job specification, dan job evaluation dalam
pengadaan pegawai.
Mengumpulkan informasi tentang
latar belakang artinya penganalisis harus mengumpulkan dan mengkualifikasikan
data, meninjau informasi latar belakang seperti bagan organisasi, bagan proses,
dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode penelitian
deskriptif analisis, survei, sensus, dan sample, sedangkan teknik pengumpulan
data dapat dengan cara wawancara, observasi, kuesioner, dan angket. Data yang
terkumpul dikualifikasikan, dianalisis, dan diaplikasikan kepada masa depan.
6. Menyeleksi
muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
Menyeleksi muwakal jabatan yang
akan dianalis artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan untuk
dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak
pekerjaan yang akan dianalisis.
7. Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis mengadakan analisis pekerjaan
secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku
karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan
melaksanakan pekerjaan.
8. Meninjau
informasi dengan pihak pihak yang berkepentingan artinya analisis pekerjaan
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi hendaknya
diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan itu serta atasan
langsung karyawan bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi itu akan
membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya secara faktual serta
dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan. Langkah
peninjauan in] juga akan dapat membantu perolehan penerimaan seseorang atas
data analisis pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi
orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang aktivitas yang
dilaksanakannya.
9. Menyusun
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis pekerjaan
kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.
10.
Meramalkan dan memperhitungkan
perkembangan perusahaan, artinya penganalisis harus juga memperhitungkan/meramalkan
perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, apakah dikemudian hari
diperlukan pengayaan pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan penyederhanaan
pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini perlu guna memperhitungkan kemampuan
karyawan untuk masa kini dan masa depan supaya mereka dapat tetap melaksanakan
pekerjaan walaupun ada pemakaian teknologi canggih dan reorganisasi perusahaan.
JENIS
ANALISIS PEKERJAAN
Terdapat
dua jenis analisis pekerjaan, yakni :
1. Analisis pekerjaan tradisional (Traditional
job analysis)
Model
tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, antara lain
tanggung jawab yang merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus
bertanggung jawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan,
kewajiban-kewajiban umum dari seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan,
kualifikasi-kualifikasi minimal yang diterima sebagai kelayakan.
Kelemahan
analisis pekerjaan tradisional
Jika
tujuan uraian pekerjaan adalah untuk meningkatkan efisiensi, model tradisional
di anggap tidak memadai dalam dua hal, yakni :
a.
uraian tugas tersebut tidak merinci performansi yang di harapkan dari pekerja.
b. tidak merinci hubungan atau
keterkaitan antara standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal.
2. Analisis pekerjaan yang berorientasi
hasil (Results-oriented Job Description, atau RODs).
Analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil ini juga
dinamakan output-oriented job description,dan ini merupakan suatu
kehidupan kecil didalalm program-oriented budgets,sementara
uraian-uraian pekerjaan tradisional lebih banyak mirip dengan ceiling
or line item budgets. Yang terakhir lebih bermanfaat bagi tujuan-tujuan
pengendalian eksternal, sedangkan yang pertama lebih cocok bagi perbaikan produktivitas.
Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa uraian
pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut
memperjelas harapan-harapan organisasi kepada pekerja,dan keterkaitan antara
tugas-tugas standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan kualifikasi-kualifikasi
minimal.
Contoh pertanyaan yang diajukan :
a. TUGAS
: perilaku, kewajiban/tanggungjawab apa yang penting bagi perusahaan ?
b. KONDISI
PEKERJAAN : bagaimana sifat dasar pekerjaan atau syarat apa yang diperlukan agar
pekerjaan terlaksana, petunjuk apa
yang tersedia untuk membantu pekerja melaksanakan tugasnya ?
c. STANDAR
KINERJA : kinerja seperti apa yang diharapkan, baik berdasarkan standar
kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang ditetapkan perusahaan ?
d. KECAKAPAN
: kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan
setiap tugas dengan standar minimal ?
e. KUALIFIKASI
: pendidikan dan pengalaman apa yang dibutuhkan untuk mampu melaksanakan suatu
pekerjaan ?
Kelebihan-kelebihan
model yang berorientasi hasil (RODs)
1. Model ini menyediakan suatu sarana
untuk menghubungkan input-input personel terhadap output-output organisasi bagi
para perencana program.
2. Model ini menyediakan sarana untuk
memperkenalkan kepada para pekerja yang baru atas harapan-harapan,
tujuan-tujuan MBO yang ditetapkan, dan untuk mengadakan evaluasi terhadap
performansi secara lebih objektif bagi para manager.
3. Model ini memberikan gambaran yang
jelas mengenai harapan-harapanperformansi organisasi, dan kualifikasi minimal yang
dibutuhkan untuk promosi atau penempatan bagi para pegawai.
4. Meningkatkan dampak dari para
manager kepegawaian terhadapa prokduktifitas organisai dan pekerja dari pada
menajemen kedudukan dan pemaksaan pengawasan legeslatif dari luar
Kelemahan-kelemahan
model yang berorientasi hasil (RODs)
Model analisis pekerjaan yang
berorientasi hasil ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Perubahan-perubahan didalam
syarat-syarat dan standar-standar meneuntut peneinjauan kembali atas RODs.
Syarat-syarat yang mempengaruhi performansi akan berubah yang pada gilirannya
akan menuntut RODs untuk merumuskan kembali guna memuat dan merinci
syarat-syarat yang berubah tersebut;
2. Setiap kedudukan menuntut RODs
tersendiri;
Beberapa kedudukan tidak mempunyai standar-standar
performansi yang tidak dapat diukur;
SIFAT
DARI ANALISIS JABATAN
Menurut Gary Dessler (1997, h.90), analisis jabatan (job
analysis) adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan
dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
Suatu pekerjaan
seyogyanya diciptakan untuk memfasilitasi tujuan dari organisasi itu sendiri.
Untuk itu pengetahuan, keahlian dan kemampuan orang yang memegang jabatan
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Analisa
pekerjaan adalah esensi untuk menetapkan persyaratan sumber daya manusia yang
bagaimana yang akan direkrut ke dalam organisasi. Analisa jabatan/pekerjaan
merupakan hal yang fundamental dalam pencapaian tujuan organisasi, karena tujuan
analisis pekerjaan adalah untuk mendefinisikan setiap pekerjaan yang
berhubungan dengan perilaku yang diperlukan untuk melaksanakannya.
Seorang ahli SDM bertujuan untuk
mengumpulkan jenis informasi melalui analisis jabatan yaitu :
a. Aktivitas kerja
Informasi
biasanya dikumpulkan pada kegiatan kerja sesungguhnya yang dilaksanakan,
seperti pembersihan, penjualan, kegiatan mengajar atau pengecatan. Daftar
seperti itu juga menunjukkan bagaimana, mengapa, dan kapan seorang pekerja
melakukan suatu aktivitas.
b. Perilaku manusia
Informasi
tentang perilaku manusia seperti merasakan, mengkomunikasikan, mengambil
keputusan dan menulis bisa juga dikumpulkan. Termasuk disini adalah informasi
yang berhubungan dengan tuntutan jabatan manusia seperti mengangkat berat,
menempuh jarak jauh dan lain-lain.
c. Mesin,
alat, perlengkapan dan bantuan kerja yang digunakan.
Informasi yang sehubungan dengan produk
yang dibuat, bahan-bahan yang diproses , pengetahuan yang dihadapi atau
diterapkan (seperti keuangan atau hukum), dan jasa yang disumbangkan (seperti
penyuluhan atau perbaikan).
d. Standar kinerja
Informasi yang dikumpulkan sehubungan
dengan standar kinerja (kuantitas, kualitas atau kecepatan untuk setiap tugas
jabatan) berdasarkan mana seorang karyawan dalam jabatan ini akan dinilai.
e. Konteks jabatan
Informasi yang berhubungan dengan
kondisi fisik, jadwal kerja dan konteks sosial dan organisasi, sebagai contoh
dilihat dari segi jumlah orang dengan siapa karyawan akan secara normal harus
berinteraksi, termasuk yang berkaitan dengan insentif dalam melaksanakan
pekerjaan.
f. Tuntutan manusiawi
Informasi yang berhubungan dengan
tuntutan manusiawi dari jabatan, seperti pengetahuan atau keterampilan
(pendidikan, pelatihan,pengalaman kerja) dan menuntut atribut personal(kecerdasan,
karakteristik fisik, kepribadian dan minat).
Kegunaan dari Informasi Analisis
Jabatan
Sebelum menentukan
langkah-langkah dalam analisis jabatan, kita harus tahu bagaimana dan apa saja
kegunaan dari informasi analisis jabatan. Informasi analisis jabatan merupakan
basis bagi beberapa kegiatan manajemen SDM yang saling berkaitan seperti:
1. Perekrutan dan seleksi
Analisis jabatan menyajikan
informasi tentang apa yang dibawa oleh jabatan dan karakteristik manusiawi
apakah yang dituntut untuk melaksanakan kegiatan ini. Informasi uraian jabatan
dan spesifikasi jabatan seperti itu digunakan untuk memutuskan orang macam
apakah yang akan direkrut dan dipekerjakan.
2. Kompensasi
Informasi analisis jabatan juga
hakiki untuk memperkirakan nilai dan konpensasi yang tepat untuk masing-masing
jabatan. Ini disebabkan karena konpensasi (seperti gaji dan bonus) biasanya
tergantung pada ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dituntut dari suatu
jabatan, risiko keselamatan, tingkat tanggungjawab dan lain-lain sampai semua
faktor yang dinilai melalui analisis jabatan. Kita juga akan lihat bahwa banyak
majikan mengklasifikasikan jabatan kedalam kategori-kategori (seperti
sekretaris III dan VI ), dan analisis jabatan menyajikan informasi untuk
menentukan nilai relatif dari masing-masing jabatan sehingga setiap jabatan
dapat diklasifikasi.
3. Penilaian kinerja
Suatu penilaiankinerja
membandingkan setiap kinerja aktual dari masing-masing karyawan dengan standar
kinerjanya. Sering melalui analisis jabtan para ahli tersebut dapat menentukan
standar untuk dicapai dan kegiatan spesifik untuk dilaksanakan.
4.Pelatihan
Informasi jabatan juga digunakan
untuk merancang progam pelatihan dan pengembangan karena analisis dan uraian
jabatan yang dihasilkan menunjukkan ketrampilan dan oleh karena itu pelatihan
dituntut.
5. Memastikan pengangkatan
yang lengkap atas semua tugas.
Analisis jabatan ini untuk
memastikan bahwa semua tugas yang harus dilakukan sesungguhnya ditetapkan
untuk posisi khusus. Sebagai contoh, dalam menganalisis jabatan terbaru dari
manjer produksi perusahaan anda, anda menemukan bahwa dia melaporkan dirinya
sebagai bertanggungjawab atas dua lusin tugas atau tugas-tugas yang spesifik
termasuk perencanaan jadwal produksi mingguan, membeli bahan mentah, dan
menyediakan kegiatan-kegiatan harian dari masing-masing lini pertamanya. Akan
tetapi yang lepas adalah rujukan untuk menata plah bahan mentah atau persediaan
barang jadi. Pada penyelidikan atau investigasi selanjutnya Anda dapat
menemukan bahwa tidak ada orang manufakturing lain yang bertanggungjawab atas
manajer sediaan manapun. Analisis jabatan Anda (tidak hanya berdasarkan pada
apa yang dilaporkan karyawan sebagai tugas mereka, melainkan pada pengetahuan
Anda tentang apa yang harus dipikul oleh jaatan ini) telah mengidentifikasikan
suatu tugas yang hilang untuk diangkat. Akibatnya, analisis jabatan memainkan
suatu peran dalam memulihkan masalah semacam itu yang akan timbul jika,
misalnya, tidak ada yang diangkat untuk mengelola persediaan.
Langkah-Langkah Analisis Jabatan
1.
Menentukan penggunaan informasi hasil
analisa jabatan.
Analisaor
harus mengetahui secara jelas kehunaan dari hasil analisa jabatan. Informasi
dari analisa jabatan yang dikumpulkan tersebut harus dapat digunakan untuk
merumuskan uraian jabatan, spesifikasi jabatan dan evaluasi jabatan.
2.
Mengumpulkan informasi tentang latar
belakang.
Analisator
perlu mengumpulkan dan mengkualifikasikan data, meninjau latar belakang seperti
struktur perusahaan, flowchart proses dan uraian kerja.
3.
Menyeleksi jabatan yang akan dianalisis.
Analisator
memilih jabatan yang akan dianalisis dengan tujuan untuk menghemat biaya dan
waktu jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis
4.
Mengumpulkan informasi tentang analisis
pekerjaan
Analisator
menganalisis pekerjaan secara actual dengan menghimpun data tentang aktivitas
pekerjaan, perilaku pegawai, kondisi kerja dan syarat-syarat pegawai yang akan
melaksanaan pekerjaan.
5.
Meninjau informasi dengan pihak-pihak
yang berkepentingan
Analisator
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi harus
diverifikasi oleh pegawai yang akan melaksanakan pekerjaab tersebut dan atasan
langsung dari pegawai tersebut.
6.
Menyusun Uraian Jabatan, Spesifikasi
Jabatan dan Evaluasi Jabatan.
Analisator
menyusun uraian jabatan, spesifikasi jabatan dan evaluasi jabatan.
7.
Meramalkan perkembangan perusahaan.
Analisator
meramalakan perlu tindaknya dilakukan pengayaan, penyederhanaan/perluasan
pekerjaan dari uraian dan spesifikasi jabatan yang telah dibuat.
METODE
MENGUMPULKAN INFORMASI ANALISIS JABATAN
a.
Kuestioner
b.
Observasi
c.
Wawancara
d.
Catatan kerja(logbook)
e.
Kombinasi
Beberapa
metode yang umum digunakan adalah:
1. Job Questioner/Daftar-daftar
Pertanyaan
Job Questioner
merupakan daftar-daftar pertanyaan yang dibagikan kepada para pegawai yang
menguraikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pekerjaan
mereka. Melalui metode ini diharapkan mereka memperoleh gambaran yang jelas
daripada suatu jabatan.
Hal utama yang perlu diputuskan dalam metode ini adalah sejauh mana kadar struktur kuesioner tersebut seharusnya dan apa pertanyaan - pertanyaan yang harus dicakup.Setiap pegawai/karyawan disajikan suatu daftar yang berisi tugas-tugas dan beberapa tanggung jawab secara khusus. Kemudian pegawai diminta menunjukkan apakah ia melakukan pekerjaan tersebut atau tidak, jika ia melakukan pekerjaan tersebut, berapa lama waktu yang biasanya diperlukan untuk melaksanakan tiap pekerjaan.
Pada bagian yang lain, kuesioner tersebut tidak terlalu terstruktur dan hanya meminta pegawai untuk menguraikan tugas-tugas utama dalam pekerjaannya. Dalam praktek, kuesioner terbaik sering merupakan gabungan antara kedua bagian itu.
Hal utama yang perlu diputuskan dalam metode ini adalah sejauh mana kadar struktur kuesioner tersebut seharusnya dan apa pertanyaan - pertanyaan yang harus dicakup.Setiap pegawai/karyawan disajikan suatu daftar yang berisi tugas-tugas dan beberapa tanggung jawab secara khusus. Kemudian pegawai diminta menunjukkan apakah ia melakukan pekerjaan tersebut atau tidak, jika ia melakukan pekerjaan tersebut, berapa lama waktu yang biasanya diperlukan untuk melaksanakan tiap pekerjaan.
Pada bagian yang lain, kuesioner tersebut tidak terlalu terstruktur dan hanya meminta pegawai untuk menguraikan tugas-tugas utama dalam pekerjaannya. Dalam praktek, kuesioner terbaik sering merupakan gabungan antara kedua bagian itu.
Menurut Moekijat,
1992: 73 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Keuntungan :
1. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan banyak orang.
2.
Dapat digunakan untuk
memberikan latar belakang informasi guna menganalisis jabatan yang lebih baik.
3.
Metode ini lebih
sistimatis dibandingkan dengan metode - metode lainnya, karena telah
dipersiapkan lebih dahulu secara tertulis apa yang akan ditanyakan.
4.
Metode ini membantu
pencatatan data dengan cara yang distandarisasikan sehingga menyebabkan lebih
mudah pula dalam menafsirkan keterangan -keterangan yang ada.
Kelemahan :
a.
Metode ini hanya dapat
dipergunakan untuk pegawai-pegawai yang dapat membaca dan menulis. Untuk mereka
yang buta huruf metode ini tidak dapat dipakai.
b.
Informasi yang
diperoleh sering kurang lengkap, kurang teratur dan kadang-kadang tidak
berurutan.
c.
Bagi banyak orang,
sulit mengisi daftar pertanyaan.
2.
Wawancara (Interview)
Wawancara
tatap muka merupakan suatu cara efektif untuk mengumpulkan informasi pekerjaan.
Bila metode ini digunakan, analisis perlu mewawancarai baik tenaga kerja yang menempati posisi pekerjaan maupun atasan langsungnya. Dengan wawancara ganda seperti itu, analisis dapat memeriksa kebenaran tanggapan - tanggapan yang dia terima. Bagaimanapun juga, efektivitas sistem ini terutama tergantung pada ketrampilan pewawancara (T. Hani Handoko, 1992:44)
Menurut Moekijat, 1992: 75 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Bila metode ini digunakan, analisis perlu mewawancarai baik tenaga kerja yang menempati posisi pekerjaan maupun atasan langsungnya. Dengan wawancara ganda seperti itu, analisis dapat memeriksa kebenaran tanggapan - tanggapan yang dia terima. Bagaimanapun juga, efektivitas sistem ini terutama tergantung pada ketrampilan pewawancara (T. Hani Handoko, 1992:44)
Menurut Moekijat, 1992: 75 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Keuntungan:
a.
Dapat diperoleh informasi (keterangan) yang lebih lengkap dan lebih jelas
daripada dengan metode kuesioner. Hal ini adalah jelas, karena apabila
informasi itu kurang lengkap atau kurang jelas dapat segera ditanyakan lagi.
b.
Dapat dihindarkan adanya salah pengertian.
c.
Dapat dipergunakan untuk membetulkan informasi yang kurang jelas yang diperoleh
melalui metode-metode lainnya.
Kelemahan :
a.
Metode ini memakan
waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal daripada dengan metode dafltar
pertanyaan.
b.
Pegawai yang
diwawancarai mungkin merasa pekerjaannya diselidiki, sehingga merasa kurang
senang
3. Buku Harian (Log Tenaga Kerja) Log harian adalah :
Daftar hal-hal yang dilakukan oleh para tenaga kerja selama
hari itu, di mana mereka mencatat setiap aktivitas tersebut dalam log.
Hal
ini membantu penganalisa jabatan dalam memperoleh suatu gambaran yang lengkap
mengenai pekerjaan yang dilakukan para pegawai, terutama apabila hal itu
dilengkapi dengan wawancara dengan pegawai dan supervisor.
Menurut
Moekijat, 1992: 75 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Keuntungan:
a. Memberikan dorongan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, karena adanya pencatatan hasil pekerjaannya tiap hari dalam buku catatan harian yang kemudian diperiksa oleh kepalanya.
Keuntungan:
a. Memberikan dorongan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, karena adanya pencatatan hasil pekerjaannya tiap hari dalam buku catatan harian yang kemudian diperiksa oleh kepalanya.
b.Metode ini dapat mengurangi waktu dari penganalisa jabatan
dalam mengadakan observasi dan wawancara, apabila sebelumnya telah mempelajari
buku-buku catatan harian.
Kelemahan:
a.Pada umumnya informasi yang diperoleh adalah tidak lengkap, karena tidak
memasukkan data - data lain yang diinginkan seperti alat -alat yang dipergunakan, kondisi - kondisi kerja dan sebagainya.
a.Pada umumnya informasi yang diperoleh adalah tidak lengkap, karena tidak
memasukkan data - data lain yang diinginkan seperti alat -alat yang dipergunakan, kondisi - kondisi kerja dan sebagainya.
b. Memakan waktu lama.
4. Pengamatan
Pengamatan langsung terutama bermanfaat dalam pekerjaan yang
hanya terdiri dari aktivitas fisik yang dapat diamati. Pengamatan langsung
sering digunakan dengan kombinasi wawancara. Salah satu pendekatan adalah
dengan mengamati pegawai pada waktu melaksanakan tugasnya dalam suatu daur
(cycle) kerja yang lengkap. Di sini perusahaan mencatat semua
aktivitas-aktivitas pekerjaan yang diamati, kemudian setelah mengakumulasi
informasi sebanyak mungkin, perusahaan mewawancarai pegawai, di mana orang itu
didorong untuk memperjelas hal - hal yang belum dipahami benar dan menjelaskan
aktivitas tambahan yang dilakukannya yang tidak kita amati.
Menurut Moekijat, 1992: 76 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan
dari Metode ini adalah: :
Keuntungan :
a. Ada keseragaman , baik mengenai informasi yang dikumpulkan,
maupun mengenai standard yang dipergunakan untuk menilai kecakapan,
pengetahuan, pendidikan, tanggung jawab dan kondisi kerja.
b.
Informasi yang diperoleh adalah lebih lengkap, lebih teliti,
dan lebih dapat
dipercaya.
dipercaya.
Kelemahan:
a. Sebagai metode tunggal, informasi yang diperoleh kurang lengkap.\
a. Sebagai metode tunggal, informasi yang diperoleh kurang lengkap.\
b.Apabila pengamatan itu dilakukan hanya dalam waktu-waktu yang
terbatas, misalnya sekali seminggu atau sekali sebulan, maka informasi yang
diperoleh tidak lengkap.
Metode
pengamatan merupakan metode yang paling baik untuk jabatan yang sederhana dan
yang sifatnya berulang. Untuk jabatan-jabatan yang lain sebaiknya dipergunakan
gabungan antara metode pengamatan dan metode wawancara.
KLASIFIKASI
PEKERJAAN (JOB CLASSIFICATION)
Sistem klasifikasi untuk semua
pekerjaan, baik untuk sektor publik maupun sektor swasta, didasarkan atas
beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Masukan
informasi, dimana dan bagaimana pekerja memperoleh informasi yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan.
2. Proses
mental, pertimbangan apa yang ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan
dan aktifitas dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Output
pekerjaan, aktifitas fisik apa yang dilakukan oleh pekerja, dan alat apa yang
dipakai oleh para pekerja?
4. Relasi
dengan orang, relasi dengan orang lain yang bagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks
pekerjaan, dalam kontek fisik dan sosial apa pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode
kerja, metode atau teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan?
7. Ciri-ciri
pekerja, ciri-ciri kepribadian atau kemampuan apa yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan?
POLITIK
REKLASIFIKASI (THE POLITICS OF
RECLASSIFICATION)
Daya tangkap
politik mempengaruhi fungsi-fungsi alokasi dari analisis pekerjaan dengan cara
mendeskripsikan ramifikasi politik mengenai dua jenis keputusan reklasifikasi,
yaitu: (a) reklasifikasi yang menyebabkan perubahan dalam gaji, dan (b)
reklasifikasi yang menyebabkan perubahan status dari suatu posisi pelayanan
sipil yang telah diklasifikasikan dalam unit hasil kompromi bersama keposisi
yang dikecualikan atau di luar unit kompromi. (Gomes, 2003, hal. 103)
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar